Bijogneo Home
Jika anda berada di lantai dasar dan ingin naik ke lantai teratas gedung yang tingginya 508 meter, dan tiba disana hanya dalam waktu kurang dari satu menit, saat ini hanya bisa terjadi di The Taipei Financial Center. Lift gedung ini mempunyai kecepatan maksimum..
FOKUS
Fiksi - Langkah
1 2 3 4 5 6 7
Konflik dalam diri karena perbedaan pandangan atau prinsip prilaku, baik dengan orang terdekat maupun sekelompok orang lainnya...

Halaman

Senin, 27 Juni 2011

Inilah Alasan Kenapa Kebanyakan Film Indonesia Tidak Menarik!

Ketika ada indikasi film-film  Hollywood segera kembali meramaikan bioskop-bioskop Indonesia, tanpa disadari sudah terasa angin segar yang penuh macam aroma menerpa melalui jendela dunia, layar putih.  Jika mau dibilang kesempatan, maka beberapa bulan yang telah berlalu beberapa waktu ini, adalah milik dunia perfileman Indonesia untuk membuktikan bahwa ia cukup potensial untuk ditonton oleh masyarakat Indonesia. Nyatanya kesempatan itu berlalu tanpa respon seperti yang diharapkan.

Jadi dimana sebenarnya letak tidak “klik” nya film Indonesia dalam mind set (pola pikir) masyarakat Indonesia? Sudah pasti, tidak bisa kita pungkiri jika kita tengah hidup dijaman moderen, dimana gerak kemajuan teknologi bukannya melambat, sebaliknya semakin cepat. Dalam bahasa ilmiahnya, kemajuan teknologi bergerak mengikuti fungsi eksponensial (dari gerakan datar, lalu sedikit melengkung naik dan dalam waktu yang lebih sedikit bergerak hampir vertikal ke atas).

Saat ini film bukan lagi sekedar sarana tempat memetakan cerita dari pendongeng, atau dokmentasi, atau novel, dan sebagainya baik dari yang tak tertulis hingga yang tertulis. Tapi film sudah menjadi sebuah produk dimana penonton yang tanpa ia sadari telah menjadi bagian dari produk itu sendiri. Disitulah letaknya kelebihan Hollywood. Di dalam dunia moderen ini, mereka mampu memanfaatkan teknologi mutahir untuk diterapkan dalam mengolah cerita menjadi suatu industri moderen yang hasilnya adalah film yang menjadikan penonton merasa berada ditengah-tengah alur cerita yang tengah bergerak. Tidak pandang apakah itu jenis film thriller, drama romantika, komedi situasi atau dokumenter sekalipun, semuanya cenderung bergerak menggiring dan mendikte beat jantung penonton, membenamkan penonton dalam cerita, layaknya seperti dalam mimpi yang tampak nyata sekali. Dan lebih dari itu adalah pesan moral dari sebuah film. Tujuan hebatnya alur cerita sebuah film, jelas-jelas adalah untuk menyampaikan pesan moral pada mereka yang tengah hidup pada masa dan bagaimana zamannya. Dengan cara penyampaian yang tepat itulah kemudian pesan itu dapat diterima secara efektif.

Tidak perlu kita sebut satu per satu jenis film Indonesia yang diproduksi massal dalam tema yang diulang-ulang, artinya dengan pesan moral yang itu-itu juga, yang jika dipetakan pada kehidupan masa kini justru cenderung sebagai produk pembodohan masyarakat umum. Tapi mau dibilang apa kalau memang orintasi produser hanya keuntungan semata, industri jangka pendek dan memang tidak perduli dengan arti inti dari “untuk apa sebuah film itu dibuat sebenarnya?”.


Negeri ini adalah negeri yang beraneka sejarah, sejarah itu dinamis, kemarin adalah sejarah, dan setiap kita adalah bagian dari sejarah itu. Sejarah adalah cerita. Nah jika dunia perfilman Indonesia memang benar-benar serius ingin disetarakan dengan Hollywood, sampaikanlah sejarah itu apa adanya, atau mungkin sebuah fiksi massa datang maka berimajinasilah yang moderen. Dalam tampilan sejarah ataupun fiksi masa datang sesuaikanlah dengan jaman dan teknologinya mumpung kita saat ini ada dalam era pembaharuan demokrasi. Junjung tinggi keakuratan informasi dan data yang disajikan dalam teknologi terapan saat ini, atau jika memungkinkan rangkul kaum muda yang memiliki imajinasi yang luas dalam menyajikan teknologi masa datang yang mungkin adalah bagian dari hasil penelitian mereka. Maka itulah semua alasan yang akan cukup membuat film Indonesia menggreget  selain tentu saja yang tidak kalah pentingnya adalah industri film Indonesia haruslah ditunjang oleh tingkat teknologi proses pembuatan dan editing film pada tingkat yang kompetitif.